Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup

Iptek Dalam Islam Harus Bermanfaat untuk Umat Manusia

Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, memperkuat keimanan dan membawa manfaat untuk umat manusia.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz Agus Salim Dasuki dalam acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS) di Kantor CTIS Gedung ex Menko Maritim lt 20 Jakarta, Rabu 16 April 2025.

“Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) sudah jelas. Iptek untuk meningkatkan kualitas hidup, memperkuat keimanan dan membawa manfaat untuk umat manusia,” kata Ustadz Agus Salim Dasuki dalam tausiyah berjudul Prinsip Islam dalam pengembangan Iptek.

Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ustadz Agus Salim Dasuki saat memberikan tausiyah dalam acara halal bihalal yang diselenggarakan oleh Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS) di Kantor CTIS Gedung ex Menko Maritim lt 20 Jakarta, Rabu 16 April 2025.

Ustadz Agus kemudian mengenang pertemuan dengan Presiden RI ke-3 BJ Habibie, tentang iptek dan imaq (imam dan taqwa).

Waktu itu BJ Habibie menanyakan tentang iptek di dalam Islam. Menurutnya dalam Al Qur’an dan Hadist telah dijelaskan tentang iptek dalam pandangan Islam.

Dalam Surat Al-A’raf ayat 56 menjelaskan melarang manusia untuk berbuat kerusakan di bumi setelah Allah menciptakan dan mengatur dengan baik.

Kemudian dalam Surat Al-Alaq dijelaskan bahwa umat Islam diperintahkan membaca.

Rektor Universitas Persada itu menegaskan bahwa banyak surat di Al Qur’an menegaskan bahwa pentingnya ilmu pengetahuan dan hadist nabi yang menuntut umat manusia untuk terus belajar sampai mati.

“Carilah ilmu sejak dalam buaian ibu hingga meninggal dunia,” kata ustadz.

Tidak ada batasan umur dalam belajar. Dan Islam sangat mendorong iptek sebagai ibadah karena bertujuan untuk memakmurkan rakyat.

“Dan kita sebagai orang-orang ulil albab atau orang yang berakal berpikir terhadap alam, penciptaan alam semesta dan langit bumi. Dan sekarang ini perkembangan AI (kecerdasan buatan). Semua bisa dijelaskan oleh AI. Tapi soal agama, tetap pada Al Qur’an dan hadist,” tegasnya.

Ustadz juga menyinggung tentang tujuh amalan dan pahala yang akan terus mengalir.

Sedangkan dari sisi iptek, salah satu dari tujuh amalan ini adalah menyiapkan fasilitas untuk penerangan dan air minum.

“Jadi ilmu untuk manfaat manusia dan lingkungan. Teknologi tidak bertentangan dengan nilai Islam seperti teknologi untuk pembunuhan massal. Ilmu untuk kemaslahatan umat,” pesannya.

Di akhir tausyiah ustadz berpesan bahwa hakekat orang yang dibebaskan dari siksa kubur dan masuk surga adalah orang yang memberi kepada orang yang tidak pernah memberi.

Orang yang mau memaafkan orang lain yang pernah mendholimi. “Dan orang yang menyambung silaturahim pada orang yg memutus silaturahim,” pungkasnya.

Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup,
Dewan Pembina CTIS Indroyono Soesilo menegaskan bahwa dalam halal bihalal CTIS ini juga menjadi ajang saling tukar menukar gagasan untuk terus memajukan inovasi dan iptek di dalam negeri.

Sebelum siraman rohani, Dewan Pembina CTIS Indroyono Soesilo menegaskan bahwa dalam halal bihalal CTIS ini juga menjadi ajang saling tukar menukar gagasan untuk terus memajukan inovasi dan iptek di dalam negeri.

Menurutnya sudah 30 tahun ini iptek tidak ada kemajuan. Sejak pameran iptek pada 1993 di Kemayoran Jakarta dan tahun ini juga akan digelar pameran iptek, ada kecenderungan 30 tahun terakhir iptek mandeg.

Ia juga menyayangkan banyak ilmuwan yang bekerja di lembaga-lembaga penelitian pemerintah masih sungkan atau belum berani berbicara di CTIS tentang iptek yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.

“Kita merasakan itu. Saya ingin sampaikan bahwa ini tantangan dan harapan perkembangan iptek di Indonesia. CTIS akan menjadi wadah dan akan terus terlibat,” ujarnya.

Indroyono optimstis pada waktu dekat akan banyak kajian dan solusi dari para ilmuwan untuk masa depan iptek Indonesia.

Prinsip Islam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
Halal bihalal yang diselenggarakan oleh Centre for Technology and Innovation Studies (CTIS) di Kantor CTIS Gedung ex Menko Maritim lt 20 Jakarta, Rabu 16 April 2025.

Sedangkan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro mendukung kegiatan CTIS yang menjadi wadah tukar gagasan.

“Saya senang gembira berjuang bersama-sama selama bertahun-tahun dan masih berkumpul. Dalam ilmu kesehatan pensiun harus bayak berkumpul. Punya misi tujuan. Bagaimana kita meneruskan iptek ini ke generasi selanjutnya,” ujar Wardiman.

“Ini salah satu pertemuan mingguan CTIS. Kita bisa memberikan hasil pemikiran baik diminta atau tidak diminta kepada pihak terkait,” pungkasnya. ***

Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter